Diet Untuk Penderita Gagal Ginjal

Diet ialah pengaturan tumpuan makan dan sajian makanan. Diet bagi penderita ginjal bertujuan untuk menyeimbangkan kadar elektrolit, mineral, dan cairan di dalam badan biar meringankan beban kerja ginjal yang telah mengalami kerusakan dan penurunan fungsi.

Penderita gagal ginjal membutuhkan pengaturan makan khusus, alasannya yakni organ ginjalnya tidak lagi sanggup mengeluarkan zat-zat sisa dan racun dari dalam tubuh. Pengaturan diet  gagal ginjal biasanya akan dilakukan oleh dokter spesialis gizi. Tujuan diet ini ialah biar ginjal tidak semakin rusak dan tidak terjadi komplikasi selesai gagal ginjal, contohnya penyakit jantung atau edema paru.

Diet untuk Penderita Gagal Ginjal - Alodokter

Nutrisi yang Perlu Dibatasi dalam Diet Gagal Ginjal

Dalam diet gagal ginjal, ada beberapa nutrisi yang perlu dibatasi asupannya alasannya yakni ginjal tidak sanggup lagi membuang kelebihan nutrisi tersebut. Beberapa nutrisi yang perlu dibatasi adalah:

1. Protein

Pada penderita gagal ginjal, konsumsi kuliner sumber protein dalam jumlah tinggi akan memperberat kerja ginjalnya dan memperparah kerusakan ginjal.

Selain itu, sisa metabolisme protein yang seharusnya sanggup dikeluarkan melalui urine tidak sanggup lagi disaring dan dibuang oleh ginjal. Oleh alasannya yakni itu, pembatasan asupan protein perlu dilakukan untuk mengurangi penumpukan zat ini di dalam darah.

2. Natrium

Natrium (sodium) banyak terkandung di dalam garam. Natrium sanggup menahan cairan di dalam badan dan meningkatkan tekanan darah. Pada penderita gagal ginjal, hal ini akan menciptakan jantung dan paru-paru bekerja lebih keras. Diet rendah natrium penting untuk mencegah pembengkakan organ badan selesai penumpukan cairan, tekanan darah tinggi, dan gagal jantung.

3. Kalium

Normalnya, kalium diharapkan oleh badan untuk pergerakan otot dan menjaga irama jantung. Sumber utama kalium antara lain bayam, buncis, apel, alpukat, pepaya, jeruk, pisang, susu dan produk olahannya, serta jenis garam tertentu.

Namun, pada penderita gagal ginjal, konsumsi kalium yang terlalu banyak sanggup berbahaya. Ginjal yang rusak tidak lagi sanggup menyeimbangkan kadar kalium di dalam darah, sehingga menjadikan kondisi yang disebut hiperkalemia (tingginya kadar kalium dalam darah). Kondisi ini sanggup mengakibatkan kelemahan otot, gangguan irama jantung, atau bahkan serangan jantung.

4. Fosfor dan kalsium

Ginjal yang sehat akan menyaring kelebihan fosfor dari dalam darah. Jika ginjal rusak, fungsi tersebut tidak lagi berjalan dengan baik, sehingga sanggup terjadi hiperfosfatemia (tingginya kadar fosfor dalam darah).

Kadar fosfor yang tinggi sanggup mengakibatkan gatal-gatal dan menarik kalsium dari tulang, sehingga tulang menjadi ringkih dan kalsium menumpuk di pembuluh darah, paru-paru, mata, dan jantung.

Sedangkan penumpukan kalsium (hiperkalsemia) tidak hanya sanggup menjadikan nyeri dan kelemahan otot, tapi juga sesak napas, detak jantung tidak beraturan, penurunan daya ingat, dan kerusakan ginjal lebih lanjut.

Fosfor dan kalsium banyak terkandung di dalam:

  • Daging ayam.
  • Daging unggas.
  • Daging ikan.
  • Susu dan produk olahannya, seakan-akan keju, krim, dan mentega.
  • Kacang kedelai dan produk olahannya, seakan-akan tahu, tempe, dan susu kacang.
  • Sayuran, seakan-akan brokoli, kol, bayam, dan okra.
  • Minuman bersoda.

5. Cairan

Selain pengaturan sajian makanan, pengaturan jumlah cairan juga sangat diharapkan pada penderita gagal ginjal kronis stadium akhir, alasannya yakni konsumsi cairan dalam jumlah normal sekalipun sanggup mengakibatkan sesak napas selesai penumpukan cairan di paru-paru (edema paru).

Batasan cairan dihitung menurut kondisi penderita, jumlah urine yang keluar, dan mekanisme dialisis (cuci darah) yang digunakan. Cairan yang dimaksud bukan hanya air yang diminum, tetapi juga air yang terdapat dalam kuliner dan makanan/minuman beku apabila dicairkan. Oleh alasannya yakni itu, pada diet gagal ginjal, lebih disarankan kuliner yang dipanggang, ditumis, atau dikukus.

Mengikuti diet gagal ginjal memang sanggup terasa berat. Meski begitu, pembatasan jenis kuliner tertentu sangat diharapkan untuk mengurangi penumpukan zat-zat sisa metabolisme yang berpotensi menjadikan komplikasi dan mengakibatkan kerusakan ginjal lebih lanjut.

Ditulis oleh:

dr. Meristika Yuliana Dewi

0/Post a Comment/Comments

Previous Post Next Post