Kemunculan gigi pertama (gigi susu) merupakan tahap penting dalam proses tumbuh kembang bayi. Saat gigi pertamanya muncul, bayi akan merasa tidak nyaman, rewel, dan sering menangis tanpa alasan yang jelas.
Waktu kemunculan gigi pertama bayi mampu berbeda-beda. Namun, gigi susu biasanya muncul pertama kali ketika bayi berusia 6-8 bulan. Pertumbuhan gigi susu umumnya berlangsung hingga usia 3 tahun. Pada usia tersebut, biasanya gigi susu sudah lengkap berjumlah 20.
Tanda-Tanda Kemunculan Gigi Susu pada Anak
Proses pertumbuhan gigi pertama bayi dikenal dengan istilah teething syndrome. Saat gigi susu mulai tumbuh, bayi akan mengatakan beberapa tanda yang biasanya berlangsung sekitar 8 hari. Tanda-tanda munculnya gigi pertama bayi meliputi:
1. Dorongan untuk menggigit
Pada fase ini, bayi selalu ingin menggigit benda-benda di sekitarnya. Hal ini terjadi sebab yaitu ialah yaitu bayi merasa sakit di gusinya. Dia memerlukan sesuatu untuk digigit guna mengurangi rasa nyeri tersebut.
2. Susah makan
Tumbuhnya gigi susu akan menimbulkan gusi sobek sehingga terasa sakit, dan mengonsumsi makanan akan membuat gigi dan gusinya semakin terasa sakit. Inilah alasan bayi jadi susah makan ketika tumbuh gigi.
3. Jumlah air liur meningkat
Iritasi pada gusi ketika gigi pertama tumbuh membuat produksi air liur meningkat, sehingga bayi jadi ngeces. Nah, ketika Si Kecil sering ngeces sebab yaitu ialah yaitu gigi pertamanya mau tumbuh, Bunda harus rajin membersihkan air liur yang menetes dari mulutnya, semoga tidak menimbulkan iritasi atau ruam kulit di sekitar mulut.
4. Menangis dan tidur terganggu
Rasa sakit selesai pertumbuhan gigi mampu membuat bayi merasa tidak nyaman, sehingga ia jadi rewel dan menangis. Rasa sakit tersebut juga mampu menimbulkan tidurnya terganggu.
5. Demam, diare, pilek, dan batuk
Banyak orang kedaluwarsa tanah menganggap bahwa teething mampu menimbulkan bayi mengalami demam, diare, pilek, atau batuk. Menurut penelitian, demam, pilek, dan pilek timbul bukan sebab yaitu ialah yaitu teething, tetapi sebab yaitu ialah yaitu adanya infeksi.
Selain demam, bayi juga mampu mengalami batuk sebab yaitu ialah yaitu pengingkatan produksi air liur di mulutnya, dan diare sebab yaitu ialah yaitu sering menggigit benda-benda yang tidak terjamin kebersihannya.
Menangani Gejala Kemunculan Gigi Pertama Bayi
Bunda tidak perlu khawatir jikalau Si Kecil rewel, demam, atau sering ngeces, sebab yaitu ialah yaitu itu merupakan hal yang wajar. Untuk meredakan gejala tumbuh gigi yang dirasakan Si Kecil ketika gigi pertamanya muncul, Bunda mampu melakukan beberapa hal berikut:
Berkonsultasi dengan dokter
Dokter akan mengatakan obat-obatan, misalnya teething gel yang mengandung benzocaine, lidocaine, atau choline salicylate untuk mengurangi rasa nyeri. Gel ini harus digunakan dengan hati-hati sesuai petunjuk dokter sebab yaitu ialah yaitu berisiko menimbulkan pengaruh samping berupa kelainan darah (methemoglobinemia).
Memberikan teething ring
Teething ring merupakan alat bantu yang terbuat dari karet. Alat ini digunakan dengan tips digigit oleh bayi untuk merangsang pertumbuhan giginya. Teething ring banyak dijual di apotik atau toko perlengkapan bayi dengan model yang lucu dan warna yang menarik bagi anak.
Memberikan sayur dan buah
Untuk mengurangi rasa nyeri pada gusi Si Kecil, Bunda mampu mengatakan sayur-sayuran, buah-buahan, atau makanan lain dengan tekstur yang agak keras, misalnya wortel, timun, apel, dan biskuit. Tekanan pada gusi ketika bayi menggigit makanan tersebut mampu mengurangi iritasi di gusinya.
Selain melakukan cara-cara di atas, Bunda juga harus tetap menjaga kebersihan ekspresi Si Kecil dan kebersihan benda-benda yang ia masukkan ke mulutnya untuk digigit. Dan ingat, jangan meletakkan benda-benda berbahaya di dekat Si Kecil, misalnya benda yang berisiko menyebabkannya tersedak.
Tanda-tanda kemunculan gigi pertama bayi biasanya akan reda dengan sendirinya setelah gigi susunya muncul. Bila gejala ini tidak kunjung reda atau justru bertambah parah, sebaiknya Bunda segera memeriksakan Si Kecil ke dokter gigi.
Ditulis oleh:
drg. Robbykha Rosalien, M.Sc
(Dokter Gigi)
Post a Comment